Sabtu, 08 Oktober 2016

Suku Putihnya Asia (Sejarah Australia)



Suku Putihnya Asia
Perjalanan Australia Mencari Jati Dirinya

Pendahuluan

Letak geografis Australia membedakannya dengan Negara-negara barat lainnya. Australia merupakan suatu Negara benua yang tidak mempunyai perbatasan darat dengan Negara lain, dan hanya  dikelilingi oleh lautan. Letak geografisnya membuat Australia masuk kategori Negara timur walaupun kebudayaannya berakar di barat. Yang jelas Australia sekarang ini merupakan suatu wadah bagi banyak kebudayaan, yang datang dari berbagai Negara dunia. Ini muncul karena imigran-imigran yang diterima Australia dari berbagai Negara. Untuk memahami Australia, bukan kebudayaanlah yang harus disoroti melainkan proses politiknya sebab di Australia tidak ada adat istiadat yang diwariskan oleh kebudayaan, dimana para tertua dapat diandalkan jadi pembimbing dan penunjuk arah. Adat istiadat di Australia hanyalah system hukumnya, yang masih banya merupakan warisan Inggris.






Pembahasan

Cakrawala
A.  Proses Politik
Di Negara –negara lain biasanya pemersatu bangsamya adalah keanekaragaman budayanya namun berbeda dengan Negara Australia, yang tidak bisa mengandalkan kebudayaan sebagai pemersatu bangsanya. Sebab kebudayaan itu hanya dapat menjadi pemersatu bila ada sejarah yang panjang melatarbelakanginnya, yang dirasakan dan dijalani bersama selama beberapa generasi. Sehingga yang menjadi perekat adalah proses politik. Pengertian politik di Australia lugas tanpa adat istiadat yang membanyanginya. System demokrasi liberallah yang dianut yang menjadi dasar bagi bangsa Australia, oleh mayoritas pemegang tampuk pemerintahan. Ini dilengkapi dengan kebebasan berbicara, berkumpul, beragama, hak untuk mempunyai hak milik pribadi dan keluluasaan pribadi serta hak untuk mendapatkan akses proses hukum. Tanpa proses –proses hukum ini kebudayaan-kebudayaan yang berbeda di Australia tidaka akan hidup dengan rukun.
Seorang penulis sosial politik Australia, Bruce Grant dalam bukunya (Para Dewa Dan Politisi menjelaskan system demokrasi sebagaikendaraan pemersatu bangsanya dengan membandingkannya denga India. Ia menganalisa bahwa jika di India mempunyai peradaban yang sanggup mengakomodasikan ketidakmungkinan demokrasi, keinginan dan ambisinya sedangkan di Australia tidak. India tanpa demokrasi kemungkinan besar akan tetap kokoh karena memiliki peradaban yang kuat dan menarik. Tetapi di Australia tanpa prosedur demokrasi sebagai pengendali peradaban hanyan akan menjadi tempat perebuatan kesempatan untuk yang kasar dan cepat. Kalau India dapat mengambil bentuk demokrasi model apapun dengan peradaban sebagai intinya, dengan keyakinan bahwa tiap orang India akan tetap aman dengan tradisinya yang pasti, maka orang Australia tidak mempunyai pilihan tersebut. Kalau politisi gagal, orang india selalu dapat kembali kepada kepercayaannya, orang Australia tidak, dan hanya akan dapat kembali kepada dirinya.
Yang dimaksud Grant adalah peradaban serta kebudayaan India sudah tersirat dalam Jiwa orang India ketika mereka lahir. Sedangkan Australia tidak mempunyai peradaban yang lahir dibuminya terkecuali kebudayaan Aborigin yang hampir musnah. Dan para pendatang Australia pun tidak mengakui kebudayaan Aborigin sebagai salah satu kebudayaan manusia. Sehingga Australia dipaksa mencari mekanisme yang mampu mengendalikan perbedaan-perbedaan atau menampung yakni hukum-hukum Negara. Tanpa ini maka perkumpulan manusia dengan kebudayaan yang berbeda akan menjadi hutan yang liar. System demokrasi liberal ini pada intinya menekankan hak-hak tiap individu dan melindungi hak-hak ini. Tetapi system ini tetap memberikan batasan yakni keputusan yang berlaku berdasarkan suara mayoritas, tanpa melupakan kaum minoritas. Masyrakat Australia menggunakan dan menunjukkan kekuasaannya melalui pemilihan umum. Sebenarnya dulunya orang Australia lebih bayak memilih berdasarkan kepercayaan mereka pada suatu partai karena filisofi yang dianut partai tersebut.
Tetapi ada satu kelemahan dari demokrasi Liberal yang dianut dianut Australia ini. Sebab sampai saat sekarang ini system ini tidak sepenuhnya merangkul penduduk asli Negara ini dan secara politis suara mereka masih lemah. Berdasarkan system demokrasi liberal ini pemerintah Australia berkewajiban untuk memikirkan kaum minoritasnya seperti oran-orang Aborigin. Dalam hal ini ada dana khusus untuk memajukan keadaan mereka. Walaupun demikian sampai saat ini keadaan kaum Aborigin sampai sekarang ini masih terbelakang dan mereka masih merupakan penduduk kelas bawah di Australia.   
Ketika referendum tahun 1967 itu mengubah konstitusi Australia dan mengakui hak-hak kaum Aborigin sebagai sesama manusia. Itu sesuai dengan demokrasi liberal. Bersamaan dengan hal tersebut masyarakat Australia lainnya sering kali meminta kaum Aborigin untuk turut menanggung pembangunan bangsanya, untuk turut berpartipasi dalam persamaan hak sepenuhnya. Dalam konteks ini persamaan hak diartika semuanya sama antara yang lemah dan kuat. Yakni membayar pajak dan tidak hidup dari uang kesjahteraan yang diberikan oleh pemerintah. Namun kenyataannya kaum Aborigin belum mampu untuk turut berpartipasi dalam system demokarasi Liberal ini. Kaum aborigin masih sangat terikat oleh system kekuasaan yang sifatnya masih bergantung pada tertua mereka, dimana yang lemah dilindungi yang kuat. Banyak diantara masyarakat Australia yang merasa kalau pengistimewaan pemerintah kepada kaum Aborigin sudah terlalu berlebihan dan lama. Dan tidak sesuai dengan persamaan hak diantara masyarakat  Australia.
Pembiayaan kesejahteraan yang diambil dari pembayaran pajak masyarakat Australia lainnya, sering menimbulkan rasa tidak simpati terhadap kaum Aborigin. Apalagi jika mengingat masalah alkoholisme di antara kaum Aborigin sangat parah. Sebab kemampuan membeli alcohol ini justru didapatkan dari uang kesejahteraan yang diberikan pemerintah. Sebab rata-rata kaum aborigin tidak mempunyai pemasukan lainnya. Sehingga para pemabyar pajak Austeralia merasa kalau uang tersebut disia-siakan saja.
B.  Dalam Negeri Australia
Orang Australia merupakan orang yang dikenal senang dengan perdebatan sebab sering dijumpai mengambil kedudukan oposisi dalam perdebatan. Ada kepercayaan bahwa kesenangan berdebat ini merupakan warisan nenek moyang mereka yang bersal dari bangsa Irlandia. Orang irlandia yang dikarikaturkan gemar minuman keras, juga dikenal orang keras kepala. Tetapi jika dilihat dari landasan demokrasi liberal, maka kedudukan oposisi ini berfungsi sebagai pengimbang pendapat dan menyuarakan pendapat kaum minoritas. Semua ini tercermin dalam system perdebatan di parlemen Australia maupun dalam media Australia. Perlemen Negara ini merupakan tempat dimana semua pendapat dicetuskan, dan pencetusan pendapat ini kadang-kadang terjadi tanpa unggah-unggah. Sedangkan media Australia merasa bahwa salah satu tanggung jawab mereka adalah sebagai mekanisme pengawas pemerintah. Karena itu media Australia terkenal agresif, gemar konflik dan ingin cepat sampai pada masalah pokok. Hanya karena persaingan antara media lain sehinggga kesimpulan yang diambil tidak akurat.  Media Australia juga percaya bahwa peranan utama mereka adalah untuk menegakkan kebenaran, menyuarakan yang lemah dan kaum minoritas. Kepercayaan untuk mendapatkan kebenaran merupakan suatu hal yang positiif tetapi caranya mendapatkan kebenaran ini belum tentu ditempuh secara jujur maupun secara objektif. Sehingga diantara media muncul suatu peran kepahlawanan atas keberanian yang ditempuh untuk mencapai kebenaran itu. Peranan media Australia sebagai pengawas sering membuat mereka melawan pemerintah. Mereka hanya berfokus hal negative dan melewatkan beberapa kesuksesan pemerintah yang harusnya disorot. Sehingga terjadi kepincangan dalam laporan-laporan yang diterbitkan. Selain pemerintah yang diawasi tidak jarang gereja, institusi pendidikan, dll.



Referensi
Hardjono Ratih,” Suku Putihnya Asia (Perjalanan Australia Mencari Jati Dirinya)”,Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 1992.









 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar