Kamis, 20 Oktober 2011

Ingatlah Sejarah...sebab sejarah itu mengungkap pesan-pesan perjuangan yang akan mendorong pembangunan bangsa kita Indonesia


Nama  : Widya Ningsih
NIM    : F811 08 257
Jurusan : Ilmu Sejarah
Tugas  : Peristwa-peristiwa penting di Indonesia Bagian Timur abad ke-20

A.     Konferensi Malino

Konferensi Malino adalah suatu konferensi yang diadakan pada tanggal 17-20 Juli 1946 di Kota Malino, Sulawesi Selatan, oleh pemerintah Belanda (NICA). Konferensi ini dihadiri oleh 39 orang dari 15 daerah dengan tujuan membahas rencana pembentukan negara-negara bagian yang berbentuk federasi di Indonesia serta rencana pembentukan negara yang meliputi daerah-daerah di Indonesia bagian Timur.
B.    Pembebasan Irian Barat
Dalam melaksanakan atau perjuangan membebaskan wilayah Irian Barat, maka ditempuh dengan dua cara, yaitu;
1.       Perjuangan Diplomasi
a.      Upaya Perundingan dengan Belanda
Menurut ketentuan Konferensi Meja Bundar ( KMB ), masalah Irian Barat ditunda penyelesaiannya setahun kemudian. Oleh karena itu, pada waktu berlangsung upacara pengakuan kedaulatan, wilayah Irian barat tidak termasuk sebagai daerah RIS.
Berdasarkan keputusan KMB, semestinya pada akhir tahun 1950 sudah ada upaya Belanda untuk mengembalikan Irian Barat kepada pihak Indonesia. Akan tetapi, tampaknya keputusan KMB yang berkaitan dengan Irian Barat tidak berjalan lancar. Belanda tampak ingin tetap mempertahankan Irian Barat. Oleh karena itulah, Indonesia berusaha mengembalikan Irian Barat melalui upaya diplomasi dan berunding langsung dengan Belanda.
Beberapa kabinet pada masa demokrasi liberal juga memiliki program pengembalian Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia. Setiap kabinet mencoba melakukan perundingan dengan Belanda. Perundingan itu misalnya pada masa Kabinet Natsir, Sukiman, Ali Sastroamidjojo dan Burhanuddin Harahap. Bahkan pada masa Kabinet Burhanudin Harahap diadakan pertemuan antara Menteri Luar Negeri Anak Agung dan Luns di Den Haag. Akan tetapiperundingan-perundingan itu tidak berhasil mengembalikan Irian Barat.
b.      Upaya Diplomasi melalui PBB
Sejak tahun 1953 usaha melalui forum PBB dilakukan oleh Indonesia. Masalah Irian barat setiap tahun selalu diusulkan untuk dibahas dalam Sidang Umum PBB. Sampai dengan Desember 1957, usaha malalui forum PBB itu juga tidak berhasil. Sebabnya dalam pemungutan suara, pendukung Indonesia tidak mancapai 2/3 jumlah suara di Sidang Umum PBB.
c.      Pembentukan Pemerintahan Sementara
Perjuangan pembebasan Irian Barat juga ditempuh melalui politik dalam negeri. Bertepatan dengan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke- 11, tanggal 17 Agustus 1956, Kabinet Ali Sastroamijoyo membentuk Pemerintahan Sementara Irian Barat. Tujuan pembentukan pemerintahan sementara dalam hal ini adalah pernyataan pembentukan Propinsi Irian Barat sebagai bagian dari RI.
Propinsi Irian Barat yang terbentuk itu meliputi wilayah Irian yang masih diduduki Belanda ditambah daerah Tidore, Oba, Patani dan Wasile di Maluku Utara. Pusat pemerintahan Propinsi Irian Barat berada di Soasiu, Tidore Maluku. Sebagai Gubernurnya Sultan Zaenal Abidin Syah ( Sultan Tidore ). Pelantikannya dilangsungkan tanggal 23 September 1956.
Akibat dari pembentukan pemerintahan sementara Propinsi Irian Barat, antara lain Belanda makin terdesak secara politis. Selain itu Belanda menyadari bahwa Irian barat merupakan bagian Indonesia yang berdaulat.
d.      Pemogokan dan Nasionalisasi Berbagai Perusahaan.
Selain melalui bidang politik usaha perjuangan untuk membebaskan Irian Barat, juga dilancarkan melalui bidang sosial ekonomi. Pada waktu perjuangan pengembalian Irian Barat melalui Sidang Umum PBB pada tahun 1957, Menteri Luar Negeri Indonesia, Subandrio menyatakan akan menempuh jalan lain. Jalan lain yang dimaksud Subandrio memang bukan senjata tetapi berupa konfrontasi ekonomi.
Tanggal 18 Nopember 1957 diadakan gerakan pembebasan Irian Barat dengan melakukan rapat umum di Jakarta. Rapat umum itu diikuti dengan pemogokan total oleh kaum buruh yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda pada tanggal 2 Desember 1957.
Setelah itu terjadilah serentetatn pengambilalihan ( nasionalisasi ) modal dan berbagai perusahaan milik Belanda. Pengambilalihan tersebut semula dilakukan spontan oleh rakyat. Akan tetapi, kemudian diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1958. Beberapa contoh perusahaan yang diambilalih oleh Indonesia, antara lain :
a. Perbankan seperti Nederlance Handel Maat schappij (namanya kemudian menjadi Bank Dagang Negara).
b. Perkapalan .
c. Perusahaan Listrik Philips.
d. Beberapa perusahaan perkebunan.
Untuk meningkatkan gerakan dan memperkuat persatuan rakyat Indonesia tanggal 10 Februari 1958 permerintah membentuk Front Nasional Pembebasas Irian Barat
2.      Perjuangan dengan Konfrontasi Bersenjata
Secara politik Irian Barat belum berhasil,untuk itu Indonesia mencari alternatif lain, yakni perjuangan dengan konfrontasi bersenjata. Apa saja yang dimaksud dengan perjuangan bersenjata itu ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita dapat menelaah uraian berikut ini.
a.       Perjuangan Melalui Trikora
Berbagai cara dan usaha Indonesia untuk membebaskan Irian Barat belum menunjukan hasil yang nyata. Belanda makin bersikap keras dan tidak mau mengalah. Bahkan, Belanda kemudian menyatakan bahwa Irian Barat merupakan wilayah Belanda sebagai bagian dari Nederlands. Oleh belanda, Irian Barat disebut dengan Nederlans-Nieuw Gunea. Menghadapai kenyataan bahwa berbagai cara yang ditempuh belum berhasil maka Indonesia maningkatkan konfrontasi di segala bidang. Tanggal 17 Agustus 1960 Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda.
Perjuangan pembebesan Irian Barat selanjutnya diarahkan dengan cara militer.Untuk menghadapi komfrontasi, pemerintahan melakukan perjanjian pembelian senjata dari luar negeri, seperti dengan Uni soviet. Selain itu, Indonesia juga mencari dukungan dengan negara-negara lain.
Melihat aksi Indonesia,Belanda tidak tinggal diam, Bulan April 1961 Belanda membentuk Dewan Papua. Dewan ini akan menyelenggarakan penentuan nasib sendiri bagi rakyat Irian Barat. Bahkan lebih lanjut, Belanda menunjukkan keberanian dan kekuatannya dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membentuk Negara Boneka Papua dengan lagu dan bendera Papua.
b. Mendatangkan bantuan dan mengirimkan pasukan dengan kapal perangnya ke perairan Irian, antara lain kapal Karel Doorman.
c. memperkuat angkatan perang Belanda di Irian Barat.
Dengan kenyataan itu, perjuangan pembebasan Irian Barat secara militer tampaknya tidak mungkin dihindarkan.
Tanggal 19 Desember 1961 melalui rapat umum di Yogyakarta, Presiden Soekarno Mencanangkan TRIKORA (Tri Komanda Rakayat),dan berikut isi TRIKORA :
a. Gagalkan pembentukan Negara papua
b. Kibarkan Sang merah putih di Irian Barat.
c. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah air.
b.      Operasi Militer dibawah Komando Mandala Sebagai tindak lanjut program TRIKORA, Presiden Soekarno membentuk Mandala pembebasan Irian Barat. Yang dibentuk pada tanggal 2 Januari 1962 yang dipimpin oleh Mayor Jendral Suharto. Pusat dari komanda mandala berada di Ujungpandang untuk melaksanakan Trikora. Untuk melaksanakan tugas itu, Komando Mandala melakuakan langkah-langkah berikut:
a. merencanakan,mempersiapkan dan melaksanakn operasi militer
b. mengembangkan situasi militer di wilayah Provinsi Irian Barat
Dalam rangka mempersiapkan operasi militer. Komando Mandala telah tahapan perjuangan.Pada bulan Maret sampai Agustus 1962 telah dimulai pendaratan pasukan ABRI dan sukarelawan dari laut & udara,dengan mendaratkan pasukan ditempatnya,misalnya:
a. Operasi Banteng di Fak-Fak Dan Kaimana
b. Operasi Srigala di Sorong dan Teminabiuan
c. Operasi Naga di Merauke
d. Operasi Jatayu di Sorong,Kaimana,dan Merauke
Pada tahapan persiapan dan infiltrasi telah terjadi insiden pertempuran di Laut Aru pada tanggal 15 Januari 1962.Pada waktu itu kapal RI motor terpedo boat Macan Tutul yang sedang patroli diserang oleh Belanda.Terjadilah pertempuran akan tetapi kapal RI Macan Tutul terbakar dan tenggelam. Dalam insiden ini meniggalah Komodor Yos Sudarso dan Kapten Laut Wiratno Gerakan infiltrasi terus dilakukan.Pasukan mulai mendarat dan menguasai beberapa daerah di Irian Barat. Berikut para sukarelawan dan sukarelawati. Bendera merah putih mulai dipancangkan di berbagai daerah. 
c.       Rencana Bunker
Melihat pasukan Indonesia itu, Belanda mulai khawatir dan kewalahan. Dunia Internasional mangetahui dan mulai khawatir Amerika serikat mulai menekan Belanda agar mau beruding. Ellswoth Bunker, seorang diplomat AS ditunjuk sebagai penengah. Bunker selanjutnya mengusulka pokok-pokok penyalsaia masalah Irian Barat secara damai. Poko-poko usulan Bunker itu,antara lain berisi sebagai berikut.
a. Belanda akan menyarahkan Irian Barat kepada Idonesia melalui badan PBB, yAkni UNTEA(United Nations Temporary Executive Authority)
b. Pemberian hak bagi rakyat Irian Barat untuk menetukan pendapat tentang kedudukan Irian Barat. Pokok tersebut dikenal dengan Rencana Bunker. Berdasarkan Rencana tersebut maka pada tanggal 15 Agustus 1962 tercapailah persetujuan antara indonesia dan belanda yang dikenal dengan Persetujuan New York. Adapun isi Perjanjian New York, antara lain:
a. Belanda harus sudah menyerahkan Irian Barat kepada UNTEA selambat-selambatnya 1 Oktober 1962. Bendera Belanda diganti dengan bendera PBB
b. Pasukan Yang sudah ada di Irian Barat tetap tinggal di Irian Barat dan dibawah kekuasaan UNTEA
c. Angkatan perang Belanda berangsur-angsur ditarik dan dikembalikan ke negeri Belanda.
d. Bendera Indonesia malai berkibar di Irian Barat disamping bendera PBB sejak tanggal 31 Desember 1962
e. Pemerintah RI akan menerima pemerintahan Irian Barat dari UNTEA selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963
d.  Akhir Konfrontasi Irian Barat Dan Papua
Setelah perundingan di New York,datanglah pemerintah untuk tembak-menembak antara kedua pihak.Dengan demikian Operasi Jayawijwya batal dilancarkan. Sebagai pelaksanaan isi perjanjian new york secara resmi belanda menyerahkan irian baratkepada UNTEA. Pada tanggal 1 mei 1963 PBB menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Penyerahan Itu dengan syarat pemerintah Indonesia mengadakan pungutan pendapat rakyat. Dengan damikian, Berakhiralah kekuasaan Belanda di Indonesia.Dan kemudian Irian Barat diganti menjadi menjadi Irian Jaya dan bergabung dengan Republik Indonesia
C.    Gerakan DI/TII Kahar Muzakar
Pemerintah berencana membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke masyarakat. Tenyata Kahar Muzakar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya. Tuntutan itu ditolak karena banyak diantara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer. Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps Tjadangan Nasional (CTN). Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakar beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan. Kahar Muzakar mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1953. Tanggal 3 Februari 1965, Kahar Muzakar tertembak mati oleh pasukan TNI.

D.    Konflik di Maluku
a.      Latar Belakang
Sejak abad ke-17 VOC telah mengambil kebijakan yang memisahkan antara penduduk yang beragama islam dan kristen,oleh karena itu ada pemukiman orang-orang kristen. Kecuali Kota Ambon dan beberapa daerah di orang k4isten. kecuali ambon dan beberapa daerah di kotamadya Ambon ada Penduduknya yang beragama islam dan juga beragama kristen.
akaebijakan pemisahan ini ternyata juga berakibat pada kehidupan yang lain. Salah satu bidang yang penting adalah bidang pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan ini terkait dengan kegiatan gereja dan pengembangan ajaran krinten. tentunya hal ini tidak dapat diikuti oleh penduduk muslim. mulai abad ke-18 sudah ada beberapa sekolah yang diasauh oleh gugu-gugu lokal. kegiatan pendidikan makain berkembang. orang-orang kristen menjadi kelompok terpelajar, sedang umat Islam makin tertinggal. Orang-orang Kristen umumnya menjadi pegawai pemerintah. Kedudukan ini makin memperkuat orang Kristen baik secara sosial maupun ekonomi. perubahan terjadi mulai masa kemerdekaan dan terutama masa orde baru. Dengan berkembangnya perkebunan, pertambangan dan indrustri kehutanan yang tersebar di Maluku telah mengangkat kondisi perekonomian orang-orang Islam. Mereka umumnya hidup dengan berdagang. Kebijakan Belanda yang kemudian melahirkan dua kelompok sosial ini tentu tidak menguntungkan bagi pemerintah Indonesia. hal itu disebabkan sewaktu-waktu kondisi tersebut dapat menimbulkan konflik.
b.      Munculnya konflik
Konflik dimaluku terjadi beberapa kali atau tahapan, yaitu:
1)      Tahap pertama
Pada tanggal 19 janjuari 1999 telah terjadi pertikaian antara seorang sopir angkot dengan dengan preman di terminal batu merah. p[eristiwa meluas menjadi konflik antara kelompok islam dan kristen. keesokan harinya tidak diketahui sebabnya terjadi tabrakan di berbagai sudut kota ambon. konsentrasi masa terjadi. kelompok Kristen berkumpul di gereja, terutama di gereja maranatha. Sementara itu, kelompok Islam berkumpul di masjid, terutama al Fatah. orang- orang kristen memakai ikat kepala berwarna merah, dan orang islam berwarna putih. pasar orang berdagang orang makasar,bugis, dan buton diserang dan dibakar. senjata yang digunakan tahap pertama ini adla senjata trasisional, (parang dan tombak).
2)      Tahap kedua
Konflik ini terjadi tanggal 24 juli 1999. pada hari itu sejumlah pusat perekonomian di jl. aj. patty dibakar. Keduanya sudah menggunakan senjata api rakitan. dan suasana makin mengecam. dan ini meluas ke pulau Seram. pada tanggal 18-19 agustus 1999 sejumlah negeri Islam menyerang negeri Piru yang mayoritas penduduknya Kristen. konflikbesar-besaran terjadi di Ambon pada tanggal 26-30 november 1999. Pada tanggal 12 desember 1999 presidan Abdurahman Wahid dan wakil presiden megawati berkunjung ke Ambon untuk menenangkan masyarakat menjelang hari raya umat islam dan umat Kristen. Dem,ikian konflik terjadi beberapa kali, ketiga dan keempat. tentu ini mengganggu stabilitas nasional.
E.     Kerusuhan di Poso
Konflik juga terjadi di poso. dan berkembang menjadi konflik etnis dan agama. Struktur sosial masyarakat poso yang plural dangat rawan konflik. penduduk kabupaten poso terdapat 2 kelompok, yakni kelompok suku asli dan pendatang. kelompok suku asli terdiri 2 kelompok.
a. kelompok yang turuntemurun lahir dan dibesarkan di poso. yakni suku pamora.
b. orang sulawesi tapi leluhurnya dari poso. yakni suku akaili dan mori.
kelompok pendatang terdiri atas orang bugis, makasar ( mayoritas ) dan para trasmigran dari jawa dan nusa tenggara. buto muna, dan toraja.
dilihat dari sudut agamanya,kelompok tersebut dapat dibedakan islam dan kristen.islam dianut duku kaili, bugis,makasar, dan buton.dan kristen oleh suku pamora, mori ( Toraja ). dan transmigran menganut agama yang berbeda yaitu islam,kristen,dan hindu. dengan demikian diposo terdapat 2 kelompok besar yakni Islam dan Kristen.
Kerusuhan di poso sebenarnya udah selesai pada akhir desember 1998. yang dipicu oleh sentimen agama. yang bermula dari penyerangan sekelompok pemuda krlsten terhadap beberapa remaja yang tengah menunggu waktu sahur. dan terjadilah konflik tersebut. dalam konflik ini juga ditunggangi oleh kepentingan politik, yakni dengan isu pemilihan bupati setempat. dan masyarakat poso menjadi tidak kondusif.
ketegangan terus menyelimuti masyarakat poso. bulan april itahun 2000 juga terjadi kerusuhan yang sama. berawal dari perkelahia antar 2 agama bahkan pernah dilaporka oleh harian republika bahka ratusan santri dari pendopo pesantren walisongo didesa togolu, kecamatan lage, poso lenyap. diduga juga ada kaitanya dengan konflik ini yang sedang terjadi.  

1 komentar: